Terbongkar! Inilah Alasan Jokowi Mantap Pilih Ma'ruf Amin Ketimbang Mahfud MD Jadi Wapres

"(Presiden Jokowi) langsung bertanya, Bapak-bapak sekalian bisa nggak terima Bapak Mahfud (sebagai wapres)?'" beber Romahurmuziy.

Desmond
Jum'at, 09 Juni 2023 | 20:42 WIB
Terbongkar! Inilah Alasan Jokowi Mantap Pilih Ma'ruf Amin Ketimbang Mahfud MD Jadi Wapres
Menko Polhukam Mahfud MD

Cerita detik-detik Mahfud MD hampir menjadi wakil presiden Joko Widodo di Pilpres 2019 masih jadi perbincangan hingga sekarang. Terbaru, terungkap alasan mengapa Jokowi lebih memilih Ma'ruf Amin sebagai pasangannya, alih-alih Mahfud MD yang kini menjabat Menko Polhukam.

Alasan keputusan Jokowi itu sendiri baru-baru ini dibeberkan oleh Ketua Majelis Pertimbangan PPP, M Romahurmuziy. Ia mengenang, kala itu Jokowi melakukan perundingan dengan PDIP dan partai koalisinya.

Hasilnya, Partai Golkar, Partai NasDem dan PPP disebut merasa keberatan jika Mahfud MD maju sebagai cawapres pendamping Jokowi. Keberatan itu, kata Romahurmuziy, terjadi saat detik-detik terakhir pendaftaran pasangan capres dan cawapres ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Romahurmuziy mengatakan, sejumlah petinggi parpol yang berkoalisi dengan Jokowi dipanggil ke Istana pada momen itu. Mereka adalah Ketua Umum PKB Cak Imin, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh hingga Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.

Baca Juga:Geger Pria Ditemukan Hangus Terbakar di Perlintasan Rel Pisangan Timur, Ini Kata Polisi

“Tiba-tiba kurang setengah jam sebelum waktu ke plataran Menteng, jam 4 sore itu kita ditelepon dan diminta datang ke Istana," beber Romahurmuziy pada Jumat (9/6/2023).  

"Di Istana itu sudah ada tiga ketua umum. Mereka adalah Cak Imin, ada Surya Paloh dan ada Pak Airlangga,” sambungnya.

Setelah semua berkumpul di Istana, Romahurmuziy menyebut Presiden Jokowi bertanya ke petinggi parpol mengenai rencana ingin menjadikan Mahfud MD sebagai wapres. Jawabannya, banyak yang merasa keberatan.

"(Presiden Jokowi) langsung bertanya, ‘Bapak-bapak sekalian bisa nggak terima Bapak Mahfud (sebagai wapres)?'" beber Romahurmuziy.

"Langsung (Jokowi) bilang gitu. Setelah disampaikan, ternyata banyak (petinggi parpol) yang nggak terima (Mahfud MD jadi wapres),” sambungnya.

Baca Juga:5 Pemain Timnas Indonesia dengan Harga Pasar Termahal untuk Lawan Argentina, Ada yang Hampir Rp35 Miliar

Alasan banyak yang keberatan lantaran posisi Mahfud MD yang pernah menjadi ketua tim suksesnya Prabowo. Hal tersebut, lanjut Romahurmuziy, menjadi alasan Partai NasDem tidak bisa terima. 

Alasan serupa juga diutarakan Partai Golkar. Ditambah Partai Golkar masih mengingat sosok Mahfud MD pernah mengusulkan agar partai berlambang pohon beringin itu dibubarkan pada tahun 1998 silam.

“Kemudian Golkar juga menyampaikan hal yang sama dengan (Partai NasDem) bahwa para senior Golkar meminta supaya tidak bisa mendukung Pak Mahfud (sebagai wapres). (Ditambah) karena (Mahfud pernah) mengusulkan pembubaran Golkar tahun 98,” ungkap Romahurmuziy.

Selain itu, Romahurmuziy juga menyebut sosok Mahfud sama sekali tidak mewakili PBNU. Terbukti, hingga sekarang PBNU juga menyebut bahwa Mahfud bukan merupakan orang NU. 

Akhirnya, Presiden Jokowi saat itu memutuskan memilih Ma'ruf Amin untuk menjadi wapres pendampingnya. 

“Kemudian (Jokowi memutuskan), ‘Bapak dan Ibu sekalian kalau begitu Kyai Ma'ruf Amin satu-satunya (wapres)’,” tandas Romahurmuziy.

BERITA TERKAIT

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak