Dokter Tifa memuji proposal perdamaian Ukraina dan Rusia yang sempat diajukan oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto. Meski proposal itu ditolak Ukraina, tetapi Dokter Tifa menilai bahwa usulan yang diajukan oleh Prabowo itu sudah bagus dan realistis sesuai situasi.
Dalam cuitannya di Twitter, Dokter Tifa turut menganalisis proposal perdamaian itu. Salah satu yang disoroti adalah penggunaan bahasa Inggris oleh Prabowo, di mana menurutnya "very high level English".
Dokter Tifa juga menyoroti sejumlah reaksi terkait proposal perdamaian itu. Seperti respons sejumlah pejabat hingga anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Bahkan, ia juga menyoroti reaksi Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
"Adapun pendapat dari para pejabat terkait termasuk Anggota DPR (tentang proposal perdamaian Prabowo) bermacam ragam. Ada yang setuju, ada yang menolak, ada yang marah-marah," tulis Dokter Tifa di Twitter pada Jumat (9/6/2023).
Baca Juga:Puji Proposal Perdamaian Prabowo, Dokter Tifa Semprot Ukraina: Mereka Lagi Menikmati Perang
Dokter Tifa menyindir respons Presiden Jokowi yang dinilai tidak memberikan pendapat apapun mengenai proposal perdamaian dari menterinya itu. Menurutnya, hal itu disebabkan karena Presiden Jokowi memiliki keterbatasan pemahaman dalam Bahasa Inggris.
"Khusus untuk pendapat Presiden, saya rasa mungkin karena keterbatasan pemahaman Bahasa Inggris, jadi beliau tidak punya pendapat apapun, selain menyatakan bahwa proposal Prabowo ini berasal dari pribadi Prabowo sendiri, bukan mewakili sikap pemerintah," sindir Dokter Tifa.
Tak sampai di situ, Dokter Tifa secara menohok juga mengajak masyarakat untuk memilih capres 2024 yang cerdas dan fasis berbicara bahasa Inggris, seperti Prabowo.
Dokter Tifa juga menilai seharusnya Presiden Jokowi menggunakan penerjemah, alih-alih memaksakan diri berbicara dengan bahasa Inggris. Apalagi pendamping penerjemah juga dinilai lebih elegan, mengingat pernah dilakukan Presiden Soeharto selama 32 tahun.
"Catatan penting saya: The Next Presiden 2024, siapapun dia, selain harus sangat cerdas, harus orang yang sangat bagus dan fasih berbahasa Inggris, dan sangat memahami bahasa Inggris tingkat tinggi seperti yang dipresentasikan oleh Pak Prabowo," tulisnya.
"Atau, kalau tidak mampu berbahasa Inggris, sadari saja, tahu diri. Jangan sok tahu dan memaksakan diri. Pakai saja pendamping penerjemah, lebih elegan seperti yang 32 tahun dilakukan oleh Presiden Soeharto," tandas Dokter Tifa.
Cuitan Dokter Tifa yang menyindir Presiden Jokowi pun langsung dibanjiri beragam komentar dari warganet.
"Pak Harto bisa berbahasa Inggris, Belanda, Jepang dan Indonesia. Dan beliau sangat fasih berbahasa Jawa," komentar warganet.
"Karena keterbatasan kepala negara tidak mau mengakuinya," sindir warganet.
"Saya sih bermimpi KPU nyelenggarain debat capres nanti pakai panelis dari luar negeri hingga kami rakyat paham calon pemimpin nantinya selain fasih bahasa Inggris juga nguasai masalah-masalah global," saran warganet.
"Opini yang bagus sekali Dokter, yang mana dokter sendiri bukan ahli strategi militer, apa lagi pengamat militer, di mana analisis diambil lagi dari hasil opini orang lain yang tidak dijelaskan secara detail siapa pengamat militer tersebut. Beda anda dengan Presiden apa dong?" tanya warganet.
"Yang saya suka dari tweet ini khusus untuk pendapat Presiden, saya rasa mungkin karena keterbatasan pemahaman Bahasa Inggris. Mosok kelas Presiden keterbatasan pemahaman Bahasa Inggris. Wkwkwkwk," tambah yang lain.