Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Panjaitan, menolak julukan 'lord' yang disematkan oleh Haris Azhar dan melaporkannya sebagai kasus pencemaran nama baik.
Haris Azhar, yang merupakan terdakwa dalam kasus tersebut, menyebut Luhut sebagai penjahat dan 'lord' dalam video yang diunggah di akun YouTube dengan judul "Ada Lord Luhut di Balik Relasi Ekonomi-Ops Militer Intan Jaya!! Jenderal BIN juga Ada!".
Luhut, sebagai saksi dalam sidang kasus pencemaran nama baik yang berlangsung di Pengadilan Negeri Jakarta Timur pada hari Kamis (8/6), mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap julukan tersebut.
Ia menyatakan bahwa meskipun kerugian materi tidak menjadi perhatian utama, secara moral dirinya dan keluarganya disebut sebagai penjahat dan 'lord'.
Baca Juga:5 Film Ini Segera Dihapus dari Netflix pada Juni 2023, Segera Tonton!
"Saya terus terang kerugian materil tidak perlu dihitung, tetapi secara moral, anak cucu saya, saya dibilang penjahat, saya dibilang lord, coba saya menuduh anda sebagai penjahat, sebagai pencuri, itu kan anda tidak bisa diterima juga," ujar Luhut sebagai saksi dalam sidang kasus pencemaran nama baik yang menimpanya di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Kamis (8/6).
Sebagaimana diketahui, Luhut memiliki berbagai julukan, termasuk 'Lord' atau 'Dewa', yang diberikan oleh netizen. Hal ini disebabkan oleh seringnya Presiden Jokowi menunjuk Luhut untuk bertanggung jawab dalam berbagai bidang dan kinerja baik Luhut sebagai seorang menteri yang berperan dalam berbagai urusan.
Pada kesempatan sebelumnya, Luhut pernah mengakui julukan 'lord' tersebut dalam sebuah acara. Ia membanggakan dirinya sebagai mentor yang baik dan mampu bekerja sama di bawah kepemimpinan Jokowi, sehingga ia tidak keberatan dengan berbagai julukan yang disematkan padanya.
“Saya boleh lah kalau disebut Good Mentor, saya bisa membangun tim. Ya kami menyelesaikan masalah-masalah yang rumit itu dan Presiden Jokowi (beliau) percaya ya sudah,” kata Menko Luhut Program Talkshow virtual, dikutip Senin (17/1/2022).
Luhut juga menyoroti pengalaman dan kontribusinya sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan pada tahun 2001. Ia berpendapat bahwa pandangan orang lain terhadapnya sebagai menteri segala urusan tidak sepenuhnya benar, karena banyak yang tidak menyadari peran penting yang telah ia jalankan pada masa tersebut.
Baca Juga:5 Langkah Mencuci Sepatu Putih, Hempas Noda Kuning!
“Ya namanya juga sudah percaya, saya kira pak Jokowi itu sudah proporsional dan saya ngukurnya juga susah bagaimana, dan saya juga tidak mau mengecewakan atasan saya,” tambah Luhut.
Terkait kasus pencemaran nama baik yang melibatkan aktivis Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanty, Luhut mengharapkan agar mereka meminta maaf dan menyelesaikannya dengan baik. Namun, ajakan tersebut tidak mendapatkan respon.
"Saya ingin dan saya selesaikan baik-baik, saya ingin dan saya minta untuk kepada anak buah saya, untuk kontak dia dan saya minta lawyer saya saudara Juniver untuk meminta dia meminta maaf," tambahnya.
Luhut menyatakan rasa sakit hatinya atas tuduhan yang dialamatkan kepadanya. Ia juga menegaskan bahwa sebagai mantan prajurit Kopassus, ia merasa tidak pantas dituduh seperti itu. Luhut menambahkan bahwa ia sudah memberikan kesempatan dua kali kepada Haris dan Fatia untuk meminta maaf, namun hingga saat ini mereka belum melakukannya.
Seperti yang diketahui, Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti didakwa melakukan pencemaran nama baik terhadap Luhut lewat akun YouTube-nya. Perkataan Haris Azhar dan Fatia dalam video tersebut memuat pencemaran nama baik Luhut.