Menteri Pertahanan Prabowo Subianto blak-blakan soal proposal perdamaian untuk Ukraina dan Rusia. Meski banyak yang mengkritik, Prabowo tetap kukuh pendirian.
Dalam rekaman yang beredar, Prabowo diberondong pertanyaan oleh sejumlah perwakilan negara di acara International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue 20th Asia Security Summit di Singapura.
Prabowo ditanya mengenai proposal Prabowo untuk menyelesaikan konflik Ukraina dan Rusia tersebut. Tak sedikit pula yang menanyakan kenapa Prabowo tidak mengalamatkan proposal tersebut kepada Rusia yang dalam perang ini adalah pihak penyerang dan Ukraina adalah pihak yang diinvasi.
Menhan Prabowo pun menjawabnya meski hanya diberi waktu tiga menit.
Baca Juga:Fans Barca Ngamuk dengan Janji Palsu Laporta, Lionel Messi Kubur Mimpinya
"Beberapa pertanyaan seolah menyamakan terkait yang invasi dan yang diinvasi. Saya rasa ini reaksi emosional, tapi yang saya tempatkan ke depan adalah resolusi konflik," jawab Prabowo.
Ketum Gerindra ini menyebut tidak ada pihak salah dan benar dalam proposalnya.
"Saya tidak mengatakan sisi mana yang benar dan salah, karena posisi Indonesia sudah sangat jelas. Di PBB, kami voting menentang invasi Rusia. Kami memilihnya, kalian bisa cek rekaman votingnya," kata Prabowo.
"Kami tidak mengatakan yang salah dan benar, saya hanya usulkan agar kita bisa memasukkan sebuah resolusi konflik yang secara historis pernah dilakukan," tambahnya.
Prabowo juga memohon kepada para tamu dari berbagai negara itu untuk bisa memikirkan dampak yang solutif dalam jangka panjang.
Baca Juga:Kejagung Periksa Pejabat Antam dan Bea Cukai Terkait Dugaan Korupsi Emas
"Tolong, rekan-rekan di Eropa, tolong jangan hanya memikirkan untuk 5 atau 10 tahun saja. Pikirkan dalam 50 tahun," kata Prabowo dalam nada tinggi.
Prabowo bahkan menyinggung soal pengalaman negara-negara yang pernah dijajah seperti Indonesia.
"Tanyakan pada sahabat kita di Vietnam, di Kamboja, tanya ke mereka berapa kali mereka diinvasi.
Tanya pada Indonesia berapa kali kami diinvasi. Kami tahu peperangan, kami ingin membantu mengakhiri dan ingin membantu. Tapi sekali lagi ya terserah pada khalayak umum," tegas Prabowo.
Prabowo memaparkan proposal resolusinya untuk perdamaian Ukraina-Rusia di forum IISS Shangri-La Dialogue di Singapura, pada Sabtu (3/6).
Ada lima poin utama dalam proposal tersebut, mulai dari gencatan senjata, penarikan pasukan, pembentukan pasukan pemantau PBB, pengerahan pasukan PBB dari negara-negara yang disepakati oleh Ukraina dan Rusia, hingga PBB mengorganisir dan melaksanakan referendum di wilayah sengketa.
Sementara proposal Prabowo mendapat respons yang berbeda dari Ukraina dan Rusia.
Ukraina menolak usulan tersebut karena dianggap mencerminkan keinginan Rusia. Sementara pihak Rusia menyambut baik setiap usulan perdamaian, termasuk yang diajukan oleh Menteri Pertahanan Indonesia.