Seorang aktivis media sosial, Chusnul Chotimah, merespons kontroversi yang berputar di sekitar resolusi perdamaian yang diusulkan oleh Prabowo Subianto, yang kemudian ditolak secara tegas oleh Ukraina.
Chusnul menyampaikan bahwa penolakan ini berpotensi membahayakan kedudukan politik Indonesia. Ia pun merasa penasaran dari mana datangnya ide resolusi ini.
Selain itu, Chusnul juga menyoroti fenomena di mana banyak pihak tampaknya mencoba 'mencuci tangan' dari Prabowo.
Mereka melakukannya dengan mengasumsikan bahwa resolusi itu sebenarnya merupakan bagian dari upaya Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca Juga:Tuai Kontroversi, Gus Imin: Jangan Tergesa-gesa Sahkan RUU Kesehatan
"Dengan resolusi ini ditolak langsung oleh Ukraina dan berpotensi membahayakan Indonesia, banyak pendukung yang berusaha melepaskan diri dengan mengklaim bahwa ini adalah bagian dari tugas menteri Jokowi," tulis Chusnul di akun Twitter pribadinya, @ch_chotimah2, pada Senin (5/6/2023).
Twit ini mendapat respons dari para netizen, sebagian besar dari mereka tampak setuju dengan pendapat Chusnul.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Ukraina Reznikov, telah menolak proposal perdamaian dari Prabowo Subianto.
Ia berpendapat bahwa usulan tersebut terdengar lebih seperti rencana Rusia, bukan rencana Indonesia.
"Kami tidak membutuhkan mediator datang kepada kami dengan rencana aneh ini," ujarnya, seperti dikutip pada Senin (05/06/2023).
Baca Juga:4 Cara Hadapi Tim Lawan yang Pakai Hero Bruno di Game Mobile Legends
Menurut Reznikov, Ukraina tidak bisa menerima ide untuk membekukan posisi pasukan Rusia dan Ukraina seperti saat ini. Kiev juga tidak setuju dengan pembentukan zona demiliterisasi.