Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengungkap asal pasokan senjata yang dimiliki oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) di Papua. Menurutnya, senjata api ilegal yang dimiliki kelompok tersebut dibawa salah satunya dari Papua Nugini.
Hal tersebut diketahuinya ketika menjabat sebagai Kapolda Papua.
"Saya pernah jadi Kapolda di sana (Papua), setahu saya ada beberapa kasus tapi tidak banyak," kata Tito pada Kamis (25/5/2023).
Tito menerangkan kalau senjata-senjata tersebut bisa masuk melalui jalur darat, menyebar dari perbatasan di wilayah Jayapura hingga Merauke. Namun, menurutnya kasus senjata ilegal yang masuk melalui jalan tikus di perbatasan Papua-Papua Nugini itu tidak banyak.
Baca Juga:Sejumlah Kader NU Masuk Bursa Cawapres 2024, Gus Yahya: Kami Mau Lihat Tawaran Konkretnya
Selain dari Papua Nugini, senjata ilegal itu juga merupakan hasil perampasan usai tembak menembak antara kelompok bersenjata Papua dengan aparat keamanan.
"Sebagian besar senjata-senjata itu adalah senjata rampasan dari aparat yang lengah," ujarnya.
Senjata ilegal yang digunakan oleh TPNPB-OPM, kata Tito, berasal dari daerah yang pernah berkonflik, seperti Konflik Ambon Bersenjata. Itu bisa terjadi lantaran senjata yang tersisa usai konflik dijual kembali.
"Senjata-senjata itu banyak yang sudah selesai konflik. Ini kan masih disimpan, itu dijual oleh yang berkonflik," tuturnya.
Lebih lanjut, ia juga mengungkap kalau Filipina adalah salah satu pemasok utama senjata api yang digunakan oleh TPNPB-OPM. Tito menerangkan kalau negara yang berbatasan langsung dengan Pulau Miangas, Sulawesi Utara itu memang terkenal memiliki home industry senjata dengan kualitas bagus.
"Itu ada yang masuk lewat jalur-jalur laut, ada juga yang melalui jalur udara. Kan ada pilot yang ditangkap itu." [ANTARA]