Direktur Eksekutif Algoritma Aditya Perdana memandang elite partai politik tengah menunggu restu dari Presiden Joko Widodo untuk menentukan arah koalisi dan strategi partai dalam kontribusi di pemerintahan selanjutnya.
Lantas, apa yang membuat restu Jokowi dinanti-nanti para elite parpol?
Jokowi dinilai tidak sepenuhnya patuh terhadap keputusan PDIP yang mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden (capres).
Awalnya, Jokowi dinilai akan sejalan dengan pilihan partainya itu, namun penilaian itu lambat laun telah memudar.
Baca Juga:Kerap Umbar Kemesraan dengan Jokowi, Elektabilitas Prabowo Melejit Salip Ganjar
"Belakangan asumsi ini malah tidak sepenuhnya tepat karena Presiden Jokowi menunjukkan adanya keberpihakan dukungan pilihan politiknya tidak hanya kepada Ganjar, melainkan juga kepada Prabowo," kata Aditya dalam keterangannya, Kamis (25/5/2023).
Bahkan keberpihakan itu juga ditunjukan Jokowi dengan mendukung calon wakil presiden potensial lainnya, semisal Airlangga Hartarto, Erick Tohir, hingga Sandiaga Uno.
"Artinya, Presiden Jokowi memang sedang menunjukkan kepada elite partai dan juga kepada publik bahwa ia memiliki posisi politik di beberapa calon yang perlu dijadikan pertimbangan untuk dapat dipilih," ujar Aditya.
Aditya melihat ada harapan efek elektoral dari endorsement Jokowi yang dapat dimobilisasi.
Ia berujar berbagai data survei menyebutkan ada potensi tersebut, kendati dirinya masih meragukan sepenuhnya diikuti oleh suara pemilih.
"Karena tentu pemilih memperhatikan sosok figur dan partai yang diusung sehingga tidak sepenuhnya pemilih akan merespons pilihan pak Jokowi, apalagi pilihan tersebut tidak tunggal," kata Aditya.
Aditya berujar berdasarkan konteks efek endorsement Jokowi, maka bisa dipahami apabila dinamika koalisi untuk mengusung capres dan cawapres ternyata tidak mudah ditebak. Pasalnya, dinamika tidak hanya mencakup keterpilihan capres dan cawapres yang belum sepenuhnya terjamin untuk memenangkan Pilpres.
"Tetapi juga bagaimana koalisi parpol belum menemukan kesepakatan tertentu yanh dapat menjamin keterpilihan kandidat yang diusungnya. Ini lah situasi yang rumit dalam koalisi Pilpres saat ini."