Kemungkinan adanya perbedaan mengusung calon presiden di dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) diperkirakan bisa membuat 'kerja sama' antaparpol yang dirajut Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangun (PPP) dan Partai Amanat Nasional (PAN) akan bubar di tengah jalan.
Menurut Waketum PPP Arsul Sani, kemungkinan bubar akan terjadi secara alamiah tanpa perlu ada pernyataan formal.
"Koalisi itu sesuatu yang formal, Kalau kemudian masing-masing nanti ternyata putusan pasangan calonnya berbeda, enggak usah perlu ada pernyataan formal. Bubar pun dengan sendirinya dan koalisi itu akan berakhir," katanya seperti dikutip Antara pada Rabu (24/5/2023).
Ia mengemukakan, poros parpol bakal bubar dengan sendirinya, jika anggota sudah memiliki visi misi yang berseberangan.
Baca Juga:PPP Usung Menteri BUMN Erick Thohir Maju ke Pilpres 2024
Meski punya potensi besar KIB akan bubar jalan, Arsul meyakini koalisi yang dideklarasikan pada Sabtu, 4 Juni 2022 masih bisa berjalan.
Apalagi, dua anggota KIB, yakni Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Golkar masih belum memutuskan dukungan kepada sosok capres pada Pilpres 2024.
"Tapi kan masih ada kemungkinan sama juga, karena kan baik Partai Golkar dan juga PAN masih terus melakukan komunikasi dengan berbagai pihak, termasuk dengan Ganjar dan PDIP," jelasnya.
Ia juga tidak membantah, jika nasib KIB bergantung pada keputusan PAN dan Partai Golkar.
Apalagi, PPP sudah lebih dulu memutuskan mendukung Gubernur Jawa Tengah (Jateng) sebagai capres.
Baca Juga:KIB Umumkan Calon Presiden yang akan Diusung Pada Momen Terakhir
"Golkar dan PAN sedang dalam proses mengambil keputusan, apakah keputusannya sama atau tidak sama itu yang nanti akan menentukan status KIB," katanya menegaskan.