Deli.suara.com - Dalam survei elektabilitas capres 2024 Indekstat Indonesia yang berlangsung pada 10 hingga 19 Oktober 2022, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil tempati urutan keempat dengan skor 8,7 persen.
Di atasnya, muncul nama Ganjar Pranowo di urutan pertama dengan raihan skor sebesar 28,1 persen dan menjadi salah satu tokoh kuat sebagai calon presiden 2024.
Kemudian Prabowo Subianto di urutan kedua dengan elektabilitas sebesar 22,1 persen. Sementara elektabilitas Anies Baswedan berada di posisi ketiga sebesar 17,3 persen.
"Jika pemilihan umum (pemilu) diadakan sekarang tidak ada perubahan yang cukup masif terjadi terkait elektabilitas tokoh–tokoh yang ada. Ganjar, Prabowo dan Anies masih menjadi tiga kandidat terkuat dengan elektabilitas tertinggi saat ini," kata Deputi Direktur Eksekutif Indekstat Rikola Fedri di Jakarta, Minggu, dikutip dari antaranews.com.
Meski kalah dari Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan, Ridwan Kamil masih unggul dari sejumlah nama.
Di bawah Ridwan Kami, ada sosok Sandiaga Uno dengan raihan elektabilitas 4,8 persen, kemudian Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebesar 2,9 persen dan Puan Maharani yang memiliki elektabilitas 2,6 persen.
Disusul oleh Abdul Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dengan 1,6 persen, kemudian Erick Thohir 1,1 persen dan Airlangga Hartanto 0,3 persen. Terdapat 10,5 persen pemilih belum menentukan pilihan.
“Temuan menarik dalam survei kami adalah sejak setahun lalu di Oktober 2021, sebanyak 80 persen pemilih di Indonesia sudah menentukan pilihan calon presidennya dan semakin mengerucut hingga hari ini ke tiga calon," katanya.
Indekstat Indonesia kemudian mengerucutkan tiga tokoh yang berpotensi untuk menjadi capres 2024. Ganjar Pranowo tetap berada di urutan teratas, disusul Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
Baca Juga:Duet Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil Cocok Maju ke Pilpres 2024, Duet Kepala Daerah yang Potensial
"Elektabilitas Ganjar berada di angka 35,5 persen, Prabowo di posisi kedua dengan elektabilitas 28,2 persen dan Anies di posisi ketiga dengan elektabilitas 24,7 persen," ujarnya.
Riloka kemudian menyampaikan bahwa dari ketiga nama tersebut, tidak ada yang berhasil mencapai angka 50%. Hal ini menandakan bahwa jika pemilihan presiden 2024 dilakukan sekarang, maka akan ada dua putaran.
"Nah, dengan angka ini, kita menduga tidak ada yang sampai 50 persen. Jadi kemungkinan akan ada dua putaran kalau sekarang dilakukan," kata Rikola.
Rilis survey Indekstat Indonesia dengan tema “Kondisi Sosial Politik dan Kepemimpinan Nasional : 1 Tahun menjelang Kampanye Resmi Pemilu 2024", dilakukan terhadap 1200 responden menggunakan metode penarikan acak bertingkat. [RED]