Deli.suara.com - Baru-baru ini Rizky Billar dan Lesti Kejora ramai dibicarakan terkait kasus KDRT yang menimpa mereka.
Namun, Belum lama dari itu Rizky Billar dan Lesti Kejora (Leslar), berkecimpung ke bisnis digital yaitu Metaverse.
Leslar membuat mata uang sendiri dengan nama LESLARVERSE, dan membuat konsep dunia digital yang bisa berinteraksi dan bermain game sesama pengguna LESLARVERSE.
Namun pertanyaan fundamental-nya sendiri adalah, apa itu Metaverse? berikut penjelasannya.
Baca Juga:Jatuh Sakit, Nikita Mirzani Dilarikan ke Rumah Sakit
Apa itu Metaverse
Isitlah Metaverse itu sendiri dipopulerkan oleh salah satu paltform media sosial yang paling terkenal dan paling banyak digunakan, Facebook.
CEO Facebook, Mark Zuckerberg mengubah nama perusahaannya menjadi Meta Platforms Inc., atau disingkat Meta pada tahun lalu, tepatnya Kamis, 28 Oktober 2021.
Diketahui, orang yang sebenarnya pertama kali menciptakan metaverse adalah Neal Stephenson. Stephenson menyebut istilah tersebut pada novelnya di tahun 1992 yang berjudul Snow Crash.
Istilah metaverse sendiri merujuk pada dunia virtual 3D yang dihuni oleh avatar orang sungguhan. Sebenarnya, istilah metaverse ini tidak memiliki definisi yang bisa diterima secara universal. Namun, dari beberapa referensi, metaverse adalah internet yang diberikan dalam bentuk 3D.
Baca Juga:Benahi Infrastruktur Sepak Bola, Pemerintah akan Renovasi Stadion yang Memiliki Banyak Suporter
Secara tidak langsung dari definisi tersebut, bahkan sebelum istilah Metaverse itu sendiri populer. kita sudah pernah memasuki metaverse. Seperti contoh permainan VR chat atau game online.
Kedua platform tersebut memungkinkan kita untuk berinteraksi dengan orang lain yang sangat jauh jaraknya melalui bentuk 3D.
Zuckerberg menggambarkan metaverse sebagai lingkungan virtual yang bisa dimasuki hanya melihat dari layar saja.
Jika disimpulkan, metaverse ini merupakan dunia komunitas virtual tanpa akhir yang saling terhubung. Dalam dunia ini, orang-orang bisa bekerja, bertemu, bermain dengan menggunakan headset realitas virtual, kacama augmented reality, aplikasi smartphone dan atau perangkat lainnya.
Kelebihan dari Metaverse
berikut kelebihan dari metaverse dilansir dari laman publikasimedia.com.
- Pengalaman Sosial Media yang Imersif
Dengan kehadiran metaverse Anda dapat menambah pengalaman sosial media Anda lebih meningkat lagi. Alih-alih hanya berbalas chat, dengan Metaverse Anda bisa bertemu secara digital dengan teman-teman Anda di media sosial.
- Pekerjaan lebih Efektif
Pekerjaan remote sekarang semakin populer di dunia terlebih lagi pasca pandemik. membuat istilah Work From Home (WFH) menjadi lebih diminati, Namun dengan metaverse Anda bisa berkeja remote dan berinteraksi layaknya bekerja secara offiline.
- Pendidikan lebih imersif dan efisien
Dengan adanya metaverse, sektor pendidikan sangat diuntungkan.
Ada banyak kelebihan yang akan terjadi jika penerapan metaverse di pendidikan. Seperti contoh, ketika pembelajaran berlangsung memungkinkan penggunaan metaverse membuatnya lebih interaktif. Sehingga pembelajaran tidak membosankan dan menyenangkan bagi para murid.
- Membuka Peluang Bisnis
Media komunikasi yang dibawa metaverse tentu membentuk cara baru untuk mempromosikan produk
Banyak brand yang sudah mulai merambah dunia virtual dengan membeli lahan, membuat toko atau memasang iklan di dunia meta.
Seperti contoh sebuah brand membuka toko di metaverse. Pelanggan akan mengunjungi toko tersebut secara digital. layaknya toko fisik pelanggan bisa memilih dan membeli. Dan pesanan Anda akan diteruskan di dunia nyata dan dikirim ke alamat Anda.
Kekurangan
berikut kekurangan dari metaverse dilansir dari laman jaringanprima.com.
- Keamanan Data Pribadi sangat Rentan
Metaverse diperkirakan akan menjadi tren di masa depan. Namun teknologi tersebut berpotensi menimbulkan risiko penyalahgunaan data pribadi. Perangkat metaverse dilengkapi dengan teknologi pelacakan mata, wajah, tangan, dan tubuh. Bahkan, sebagian perangkat metaverse juga mempunyai sistem elektroensefalogram (EEG) yang dapat merekam aktivitas otak.
- Perubahan Bebiasaan, Bersosial dan Budaya
Ilmuan dan penemu teknologi Augmented Reality (AR), Louis Rosenberg mengatakan metaverse lebih berbahaya dibanding media sosial. Ia menyebut metaverse bisa memperparah masalah sosial yang ada di sekitar kita. Konsep virtual yang ditawarkan metaverse berpotensi mengubah sosial dan budaya masyarakat yang terbiasa bertemu dan bersosialisasi secara fisik. Rosenberg meyakini 30 tahun kedepan, AR akan menjadi pusat seluruh aspek kehidupan dan mempengaruhi semua proses interaksi seperti cara kita bekerja, mencari hiburan serta berkomunikasi satu sama lain. Namun sayangnya, belum tentu proses tersebut dijalankan dengan baik. Mengingat saat ini, dunia digital cukup rentan dengan kejahatan siber.[RT]
sumber : suara