Deli.suara.com – Ketua DPR RI Puan Maharani desak transformasi sepak bola untuk mencegah terjadinya kecelakaan seperti tragedi kemanusiaan di Stadion Kanjuruhan, Malang beberapa waktu lalu.
Tragedi yang menewaskan 135 orang itu membuat Puan mendesak adanya pembenahan tata kelola dunia sepak bola nasional.
“Penegakan hokum tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, harus dilakukan seadil-adilnya. Jangan sampai hilangnya nyawa seratusan lebih orang tidak dipertanggungjawabkan,” ujar Puan pada Kamis (3/11/2022).
Puan menilai perbaikan sistem di dunia persepakbolaan Indonesia harus segera ditangani. Ia juga berharap, Kongres Luar Biasa Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia yang akan digelar pada Maret 2023 mendatang akan membawa sistem persepakbolaan nasional yang lebih baik.
Baca Juga:Daisuke Sato Nyatakan Siap Jelang Liga 1 2022-2023 Kembali Bergulir
“Lakukan pengelolaan dan upaya transformasi sepak bola Indonesia secara menyeluruh. Jadikan KLB PSSI untuk transformasi sepak bola Indonesia,” tutur Puan.
Usai tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada awal Oktober lalu, desakan publik tentang transformasi tata kelola sepak bola Indonesia membuat PSSI bersedia melakukan KLB lebih cepat. Dalam hal ini Puan berharap, KLB PSSI akan dilakukan sesuai mekanisme dan melahirkan kepemimpinan yang bisa membenahi persepakbolaan Indonesia.
Cucu Ir. Soekarno ini juga mengatakan agar pembenahan tata cara penyelenggaraan pertandingan sepak bola di Indonesia lebih diperhatikan lagi, khususnya dalam hal keselamatan dan juga kenyamanan untuk penonton.
Puan juga mendorong penyelenggara untuk mempersiapkan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan di setiap kategori penonton pertandingan sepak bola nanti.
“Seperti loket pembelian tiket khusus untuk perempuan, dan fasilitas penunjang bagi kelompok difabel di stadion maupun arena pertandingan,” papar Puan.
Baca Juga:Anies Menawarkan Rekam Jejak pada Relawan IndonesiAnies untuk Membantunya dalam Pilpres 2024
Dalam RUU KIA ada aturan yang menyebutkan tentang fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan tersebut. Dalam undang-undang juga diatur tentang sarana umum yang harus disiapkan seperti tempat penitipan anak dan juga ruang menyusui.
“Saya bermimpi dunia persepakbolaan kita dapat membuat ibu-ibu hamil dan ibu menyusui dapat menyaksikan jalannya pertandingan dengan nyaman.”
“Jika disiapkan ruangan khusus, ibu-ibu pecinta sepak bola bisa mendukung Timnas maupun klub idolanya sambil, misalnya menyusui maupun pumping,” tambah Puan.
Puan berharap, dengan adanya transformasi di sepak bola nasional bisa membuat semua masyarakat Indonesia yang menyukai dunia sport bisa menonton dengan aman dan nyaman, termasuk para ibu yang mengirimkan anaknya untuk berlatih sepak bola, karena tragedi Kanjuruhan masih menimbulkan bekas ketakutan sampai saat ini.
“Momok-momok seperti ini lah yang harus kita hapuskan. Benahi, benahi dan benahi tata kelola dunia sepak bola nasional demi prestasi gemilang persepakbolaan Indonesia,” pungkas Puan.