Deli.Suara.com – Memulai investasi di tengah ancaman resesi ekonomi bukanlah perkara mudah. Setidaknya, para investor akan mempertimbangkan dengan matang instrumen investasi yang akan dipilih, terutama faktor keamanan.
Sebenarnya, mana yang lebih aman? Benarkah bitcoin menjadi investasi yang lebih baik dari saham?
Bitcoin, sama halnya dengan mata yang kripto lain mulai dilirik sebagai aset investasi walaupun penggunaannya relatif baru di Indonesia.
Meski tidak berbentuk, bitcoin dan aset kripto lain, memiliki underlying asset berupa manfaat pertukaran dan kode unik kriptografi yang bisa ditambang serta tidak dapat dipalsukan.
Baca Juga:Kenapa Nikita Mirzani Teriak 'Merdeka' Usai Serahkan Berkas Permohonan Penangguhan Penahanan?
Underlying asset inilah yang menentukan nilai ekonomi penerbitan aset investasi. Dengan demikian, sebelum membeli uang kripto, pastikan terlebih dahulu bahwa investor berhak atas underlying asset ini.
Saham sebagai instrumen investasi yang lebih dulu dikenal juga bagian dari underlying asset itu sendiri.
Walau begitu, bitcoin dinilai sebagai aset dengan fluktuasi paling dinamis. Sejauh ini belum ada rumus baku untuk mengukur naik turunnya nilai bitcoin.
Sementara, skema investasi dalam saham bisa lebih teratur. Membeli saham sama artinya dengan menanam modal bagi sebuah perusahaan. Dengan demikian, membeli saham sama artinya dengan investor memiliki sebagian modal dari lini usaha tersebut. Besaran modal ini tergantung dari lot yang dibeli.
Dari pengertian di atas, maka pertimbangan membeli saham adalah prospek perusahaan di masa mendatang.
Investor tidak mungkin membeli saham perusahaan yang akan segera bangkrut. Meski harganya sedang turun, investor juga tetap berhak atas deviden atau pembagian keuntungan dari saham yang dibeli.
Meskipun kelihatannya investasi saham lebih menguntungkan, namun investasi bitcoin atau mata uang kripto lain juga memiliki nilai tambah.
Seperti halnya emas, bitcoin banyak diyakini dapat menjadi aset penyimpan nilai untuk melewati dinamika ekonomi global, termasuk inflasi, yang telah membawa harganya melesat hebat, terutama di tahun 2017 dan 2021.
Bitcoin diminati sebagai aset investasi karena memiliki sejarah dari kemampuannya dalam mempertahankan nilai di tengah gejolak ekonomi, serta ketidakpastian.
Melirik historis pergerakan harganya, bitcoin tidak pernah membutuhkan waktu lebih dari 3 sampai 4 tahun untuk kembali pulih pasca mengalami koreksi besar, serta mencetak level tertinggi baru, bahkan yang tertinggi sepanjang masa (ATH).
Bitcoin bisa menjadi opsi penyimpan nilai yang baik dalam jangka panjang. Bitcoin juga terpantau lebih tahan terhadap inflasi serta ketidakpastian geopolitik yang mampu mempengaruhi harga.
Sumber: Suara.com