Deli.Suara.com – Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mulai memprakarsai perdagangan karbon atau Voluntary Carbon Market (VCM). Terdapat delapan BUMN yang melaksanakan pilot project pembentukan VCM tersebut.
Delapan BUMN ini adalah IDSurvey, PT Indonesia Asahan Alumunium (Persero), Perum Perhutani, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), PT Perkebunan Nusantara III (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Semen Indonesia (Persero).
IDSurvey merupakan Holding BUMN Jasa Survei yang terdiri dari PT Biro Klasifikasi Indonesia (Persero), PT Sucofindo, dan PT Surveyor Indonesia.
Pembentukan VCM ini bertujuan untuk mendukung usaha Pemerintah Indonesia guna mencapai Nationally Determined Contribution (NDC) guna mencapai target Net Zero Emission (NZE) 2060.
Baca Juga:Yang Main Judi Tetap Miskin, Polri Sita Aset Bos Judi Online Senilai Rp 151,9 Miliar
Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansury mengatakan, selain meningkatkan kemampuan masing-masing. Para BUMN perlu melakukan kolaborasi untuk membentuk suatu ekosistem yang bertujuan menghasilkan prinsip ekonomi hijau.
“Saat ini, walaupun Indonesia belum bisa mengembangkan beberapa teknologi terkait dekarbonisasi karena pengetahuan dan kemampuan yang terbatas. Maka perlu juga berkolaborasi dengan negara lain yang sudah lebih mampu,” ujar Pahala dalam keterangannya, Rabu (19/10/2022).
Dukungan ke-8 BUMN tersebut berupa komitmen untuk berkontribusi nyata dengan melakukan inisiatif dekarbonisasi di tujuh BUMN tersebut serta akan melaksanakan pilot project carbon trading khusus antara BUMN yang dalam pelaksanaannya akan bersinergi dan mengikuti panduan dan aturan dari Kementerian/Lembaga terkait.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara, Erick Thohir mengatakan BUMN perlu memaksimalkan peluang yang ada.
Erick juga mendorong seluruh BUMN memiliki alur yang tepat menuju Zero Emission 2060, sehingga ke depan bisa memanfaatkan energi ramah lingkungan dengan persentase mencapai 100%.
Baca Juga:Ngeri! Seorang Warga Tewas Tertimbun Tanah Longsor di Banjarnegara
“Kami berharap para BUMN dapat menjalani prinsip ekonomi hijau dalam bertransformasi dan menjadi contoh baik bagi masyarakat Indonesia,” urainya.
BUMN Buka Peluang Kerja Sama dengan Pihak Lain
Pahala Nugraha Mansury mengatakan dekarbonisasi bisa menjadi sebuah lompatan besar bagi BUMN untuk bisa merealisasikan ketahanan dan kemandirian energi.
Dekarbonisasi merupakan proses penggantian bahan bakar fosil dengan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.
Ada banyak cara yang dapat dilakukan BUMN dalam melakukan dekarbonisasi, salah satunya bersinergi dengan sejumlah pihak.
“Transisi energi adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari karena Indonesia sudah menetapkan target mencapai emisi net zero pada 2060 dan pengurangan emisi 32 persen pada 2030,” ujarnya.
Menurut Pahala, melonjaknya harga minyak duniai menjadi salah satu alasan untuk tidak menunda transisi energi, BUMN harus mulai mengembangkan sumber energi bersih dibandingkan membangun pembangkit listrik tenaga fosil.
“Jadi saya rasa bagaimana BUMN mengembangkan portofolio untuk mengurangi emisi karbon, bisa secara individu atau sinergi dengan ekosistem BUMN,” katanya.
Menurut Pahala, BUMN akan membangun ekosistem bisnis EBT. Sebab, dia melihat saat ini Indonesia mulai ketergantungan impor BBM.
“Jika kita ingin mengurangi ketergantungan kita pada BBM, itu berarti Indonesia perlu mengimpor lebih sedikit, kita juga perlu mengurangi subsidi BBM kita. Dan sekarang dengan memindahkan orang dari BBM ke listrik,” terangnya.
Pahala menambahkan, Indonesia juga sangat melimpah kekayaan alamnya, sehingga BUMN bisa memanfaatkan kekayaan alam itu untuk menciptakan energi bersih.
“Indonesia memiliki kekayaan gas yang menurut kami masih tertinggal. Dan kita perlu benar-benar memanfaatkan molekul hijau atau biru ini di masa depan,” tandasnya.
Sumber: Suara.com