Deli.Suara.com - Meski Hari Raya Idul Adha akan segera berlalu, tidak ada jaminan harga kebutuhan pokok di Sumatera Utara (Sumut) bakal turun.
"Setelah Idul Adha ini, harga kebutuhan masyarakat di Sumut bukan berarti lantas akan turun. Fakta menunjukan data inflasi di Sumut dalam 3 bulan terakhir itu dalam tren naik," kata pengamat ekonomi Sumut Gunawan Benjamin, Minggu (10/7/2022)
Gunawan menyampaikan, sejak Ramadhan hingga Idul Fitri, tren harga di Sumut belum pernah beranjak turun. Tidak ada jeda waktu dimana harga terlihat berhenti naik atau mengalami penurunan.
"Besaran inflasi di bulan April yang sebesar 0,44 persen, Mei 0,74 persen hingga Juni naik 1,4 persen. Ini menunjukan tren harga dalam 3 bulan terakhir kerap naik," ungkapnya.
Baca Juga:Berjuang Lawan Kanker, Ayah Oprah Winfrey Meninggal di Usia 89 Tahun
Menurut Gunawan, harga kebutuhan pokok setelah Idul Adha akan turun, itu pernyataan yang sifatnya spekulatif saja. Karena pada dasarnya Sumut masih menghadapai sejumlah masalah fundamental yakni kenaikan biaya input produksi, salah satunya dipicu oleh kenaikan harga pupuk.
Namun masalah terbesarnya bukan di situ. Gunawan menyampaikan secara fundamental Sumut itu mampu memenuhi sejumlah kebutuhan komoditas pangannya secara mandiri. Salah satunya adaah cabai.
"Tetapi yang menjadi persoalan selanjutnya adalah wilayah yang bersebelahan dengan Sumut yakni Provinsi Riau, Batam, maupun Jambi kerap membeli cabai dari wilayah Sumut," ungkapnya.
Jika hanya dijual di Sumut, kata Gunawan seharusnya harga cabai merah saat ini hanya berada dalam rentang Rp 40 ribu hingga Rp 50 ribu per Kg.
"Tidak harus mencapai 100 ribuan per Kg seperti sekarang. Jadi mahalnya harga cabai belakangan ini lebih dipicu oleh masalah eksternal Sumatera Utara (Riau dan sekitarnya)," jelasnya.
Baca Juga:Chelsea dan City Sepakati Harga Transfer Raheem Sterling 45 Juta Pounds
Menurut Gunawan, dari sejumlah kebutuhan pangan, Sumut hanya kekurangan pasokan untuk bawang merah dan bawang putih dan daging sapi (sapi potong bakalan). Sementara beras, telur ayam, daging ayam, minyak goreng, pasokan kita masih sangat mumpuni.
"Secara keseluruhan saya melihat harga kebutuhan pangan di bulan Juli masih berpeluang untuk turun," ungkapnya.
"Yang kita khawatirkan adalah meluasnya perang, yang bisa mengganggu supply chain dan bisa memicu terjadinya kenaikan pada sejumlah komoditas enerji dan pangan dunia," tukasnya.