Deli.Suara.com - BKKBN mendorong para penyuluh Keluarga Berencana (KB) untuk meningkatkan layanan KB bagi akseptor pascapersalinan.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menilai, layanan KB pascapersalinan itu efektif untuk menurunkan prevalensi stunting.
"Jika sampai pasca bersalin tidak KB maka sangat sulit sekali menurunkan stunting. Kalau menurunkan stunting dengan grebek pasca persalinan sebetulnya akseptor baru akan tercapai. Artinya unmet neednya turun, akseptor barunya ada juga, stuntingnya turun," katanya, Rabu (6/7/2022).
Menurut Hasto, lebih mudah mengajak ibu pasca bersalin untuk memasang kontrasepsi. Sebab, secara psikologis seorang ibu yang baru melahirkan tidak ingin langsung punya anak lagi.
Baca Juga:PPATK Blokir 60 Rekening Milik ACT
Untuk itu, strategi komunikasi yang baik menjadi pintu gerbang bagi BKKBN untuk mensukseskan program Bangga Kencana.
"Anda hari ini melahirkan ditanya satu tahun lagi apa mau melahirkan? Pasti 100 persen jawab tidak, saya yakin itu. Tapi kalau ditanya siapa yang mau pasang kontrasepsi yang jawab iya 29 persen sehingga punya peluang 71 persen untuk dirayu. Pil bisa, kondom bisa, susuk bisa," kata Hasto.
Hasto juga meminta jajaran perwakilan BKKBN untuk memanfaatkan seoptimal mungkin media massa dan media sosial. Ia juga meminta jajaran perwakilan BKKBN untuk bekerja secara efektif dan efisien.
"Stunting jadi kekuatan baru tapi tidak melupakan program Bangga Kencana, tidak melupakan tugas kita menjalankan visi kependudukan dan keluarga seimbang," ujarnya.
Stunting merupakan ancaman nyata bagi masa depan anak-anak dan Indonesia. Angka kasus stunting yang saat ini mencapai 24,4 persen masih melebihi ambang batas Badan Kesehatan Dunia WHO (World Health Organization) yakni prevelansi stunting kurang dari 20 persen.
Baca Juga:Twitter Gugat Pemerintah India atas Kebijakan Blokir Konten