Deli-Kendati trend kasus Covid-19 di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) telah melandai, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut mengaku tetap akan mengejar capaian vaksinasi booster.
Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menyampaikan, hal ini bertujuan untuk memaksimalkan perlindungan masyarakat dari Covid-19. Namun, berdasarkan data Kemenkes per 29 Juni 2022 vaksinasi booster Sumut masih 24,67%, berbanding jauh dengan vaksin pertama 96,34% dan vaksin kedua 82,38%.
“Kasus kita sudah melandai, sepertinya itu membuat masyarakat kita sudah merasa terlepas dari Covid-19, sehingga enggan vaksin booster. Mencapai 30% saja sulit, tetapi kami akan terus bekerja keras untuk meningkatkan ini,” katanya dalam rapat virtual perkembangan Covid-19 di luar Jawa dan Bali bersama Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menkes RI Budi Gunadi, Rabu (29/6/2022).
Edy memaparkan, perkembangan kasus Covid-19 di Sumut sat ini rata-rata hanya lima kasus perhari terhitung dari tanggal 21-27 Juni. Bahkan pada 24 Juni tidak ada ditemukan penambahan kasus.
“Covid-19 masih ada, karena itu kami tetap waspada mampai dengan 7 Juni 2022 perkembangan harian kasus Covid-19 di Indonesia di angka 1.445. Hanya saja jumlah kasus tersebut lebih rendah dari negara tetangga India (11.793), Singapura (5.309), Thailand (3.496) dan Malaysia 1.894.
“Terdapat kenaikan kasus Omicron di berbagai negara terutama Eropa, namun di Indonesia masih rendah. Walau begitu, kita tetap harus waspada karena belajar dari yang sebelumnya kasus kita meningkat setelah Eropa mencapai puncaknya,” katanya.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi menyebutkan, penambahan kasus Covid-19 sebagian besar disebabkan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.
“Kalau dilihat dari perkembangan di negara Eropa, varian ini cepat mencapai puncak kasus, rata-rata kurang dari 40 hari. Karena itu vaksin booster harus kita push untuk memperkecil risiko,” tandasnya.
Baca Juga:Tingkatkan Percepatan Program Vaksinasi, Indonesia Butuh Lebih Banyak Mesin Pendingin Vaksin