Deli - Soal sapi saat ini sedang ramai jadi perbincangan. Bukan soal penyakit lumpy skin diseases (LSD) yang menyerang pada kulit sapi maupun penyakit mulut dan kuku (PMK).
Bukan pula soal peternak yang resah karena penjualan sapinya turun akibat kedua penyakit itu. Mata publik dikejutkan dengan viralnya video pengangkutan sapi-sapi dari kapal ke truk menggunakan katrol.
Cara itu disebut sadis karena terdapat unsur penyiksaan. Video itu viral di Instagram. Akun tersebut menulis keterangan dengan peringatan bahwa videonya mengandung gambar yang dapat mengganggu.
'Viral! Video Angkut Sapi Ternak 'Sadis' di Pelabuhan Diduga di Samarinda. Terlihat video pengangkutan sapi ternak dengan cara yang sadis di pelabuhan.
Ternak-ternak itu diangkut dengan cara diikat kepalanya dan diangkat menggunakan crane kapal menuju truk pengangkut.'
Metode pengangkutan ternak dalam video viral ini disebut-sebut tidak memenuhi ketentuan perundangan di UU Peternakan.
Saat ini belum jelas di mana dan kapan kejadian dalam video itu terjadi. Kasus ini sedang ditindaklanjuti. Bersama dengan Ditjend Teknis yang membidangi hal ini akan tindaklanjuti dan berupaya menelusiri kejadian yang sebenarnya.'
Terdengar di video itu, 'Coba lihat. Sapinya diangkat. Astaghfirullah. Sapi diangkat. Ngeri. Terlihat jelas kapal lokasi itu berada di pelabuhan.
Tampak sejumlah orang berdiri kapal dan seperti berbicara dengan seseorang di bawah. Saat di gantungan, kaki-kaki sapi itu seperti meronta-ronta sampai akhirnya diturunkan di bak truk.
Video itu tayang hingga lebih dari 66 ribu kali dengan dengan 3.769 'Like' dan lebih dari 600 komentar. Akun @axelleo mengomentari, 'Gampang sih di lacak kalau @kementrianpertanian benar" mau usut. Setelah aku zoom tu plat mobilnya: KT 8786 BT setelah aku googling DR KT itu masuk Kalimantan Timur. Tinggal masuk ke kepolisian lacak DRnya tak ketemu identitas. Yok semangat @kementrianbumn'
Akun bercentang biru, @canro.simarmata menyebut 'Sadis amat caranya'. Begitupun akun @senja_ menulis 'Sarap' dengan emoticon menangis.
Akun @melisa mengatakan, 'Ujung2nya mereka akan disembelih dan dikonsumsi, tapi nggak gitu juga memperlakukannya'.
Komentar lain menyebut bahwa cara pengangkutan itu tidak sesuai standar dan keselamatan, kenyamanan yang dirasakan oleh ternak, dikomentari @serenem.